Saturday, September 01, 2007

membangun nilai positif di Bulan Puasa

materi siaran Radio Anak Jogja
Agustus'07
Masa usia dini adalah masa awal bagi setiap individu untuk mempelajari segala hal, termasuk di antaranya nilai-nilai kehidupan.
Nilai didapat oleh anak dari kehidupan sehari-hari, dari peristiwa yang dilihat, cerita yang dibaca atau didengar, dan dari pengalamannya sendiri.
Pembiasaan menjadi factor penting dalam pembentukan nilai-nilai bagi seorang anak

Bulan September ini kita akan memasuki bulan suci Ramadhan, dimana umat muslim diwajibkan untuk berpuasa. Menahan diri untuk tidak makan, minum, menahan diri dari amarah dan hawa nafsu.
Di mata anak-anak, bulan puasa mungkin saja menjadi bulan yang bernuansa special. Ada perubahan ritme seperti sahur, buka puasa, lalu diaktivkannya kembali kegiatan-kegiatan menyambut bulan puasa, dsb. Suasana yang berbeda ini bisa dimanfaatkan sebagai moment untuk menanamkan nilai-nilai positif, tidak hanya bagi orang dewasa tapi juga anak.

Beberapa nilai positif yang dapat dikembangkan:
- menahan diri
inti dari puasa adalah menahan diri. Menahan diri dari makan dan minum adalah cara menahan diri yang paling mudah dilakukan, karena dilakukan oleh organ fisik. Padahal masih banyak pantangan lain selain makan dan minum, yaitu pantang dari amarah, menggunjing, menyakiti, dll. Hal ini selain perlu kita kenalkan kepada anak, juga perlu kita lakukan agar anak mendapatkan contoh nyata dari orang tua
- spiritual
anak akan melihat di bulan ini orang tuanya semakin serius beribadah, rajin mengikuti kajian agama, atau mengalami sedikit perubahan dalam bertutur dan bersikap. Saat ini kita bisa mengenalkan kepada anak kepada siapa dan untuk apa kita beribadah, sebagai bagian dari konsep Ketaatan kepada Tuhan.
- Kesabaran
menahan diri tentu berhubungan erat dengan kesabaran. Sabar menahan lapar, sabar agar tidak marah, dll. Kata “sabar” mungkin menjadi kata kunci yang paling sering muncul di bulan ini.
- Kejujuran
Hanya kita dan Tuhan yang tahu apakah kita berpuasa atau tidak. Maka nilai kejujuran memiliki peran penting disini. Orang tua dapat menanamkan kepada anak untuk berani mengatakan yang sebenarnya
- penghargaan terhadap perbedaan / toleransi
saat kita berpuasa ada teman yang tidak berpuasa. Kita tidak bisa melarang teman makan hanya karena kita berpuasa. Begitu juga saat kita tidak puasa, mungkin ada teman yang berpuasa jadi kita perlu menghormatinya.
- tanggungjawab/komitmen
Jam puasa untuk anak mungkin belum sepanjang jam orang dewasa. Disini kita bisa membantu anak memperkirakan kekuatannya sendiri, jika belum bisa setengah hari mungkin hanya 3 atau 4 jam. artinya, selama jam puasa itu anak memang menahan diri untuk tidak makan (beberapa anak yang malas makan menggunakan puasa sebagai alasan untuk tidak makan nasi, tapi minta untuk makan cemilan seperti coklat, jelly dsb. Hal ini perlu disikapi dengan membuat komitmen bagi anak)
- kesederhanaan/tidak berlebihan
Usai puasa, tidak berarti kita terus “balas dendam” dengan makan berlebih, atau melakukan semua pantangan saat puasa. Nilai kesederhanaan bisa mulai kita kenalkan disini

Selain point-point di atas, puasa juga memberikan efek positif yang lain, misalnya kesehatan, karena puasa juga meningkatkan hormon pertumbuhan, memperbaiki pola makan, juga membangun kebersamaan dan mempererat hubungan anak dengan seluruh anggota keluarga.

Tentu saja;
Nilai-nilai positif dapat dibangun jika orang dewasa yang ada di sekitar anak juga berusaha memaknai dan mengamalkan nilai positif dari berpuasa.
@yan'07


MySpace Layouts

MySpace Layouts

0 Comments:

Post a Comment

<< Home